Menulis menjadi hobi bagi sebagian orang. Bahkan sejak
seseorang duduk di sekolah dasar, ia sudah dapat memiliki hobi menulis dengan
Diary sebagai ‘karya’nya. Dan ketika hobinya tersebut dikembangkan, pada masa
sekolah menengah, seseorang telah dapat berkarya dengan artikel yang terpampang
di mading sekolahnya.
Dewasa ini, semakin banyak orang yang menulis. Terdapat
beragam kelompok atau komunitas penulis, seperti Forum Lingkar Pena, IIDN
(Ibu-ibu Doyan Nulis), dsb. Tawaran untuk training atau kelas online pelatihan
menulis pun bisa kita jumpai melalui media sosial.
Alasan seseorang untuk menulis pun bermacam-macam. Mulai
dari sekedar hobi, tempat curhat, sarana menyampaikan pendapat, menuangkan ide,
gagasan, dan juga sebagai profesi. Saat ini, menulis juga menjadi sangat
penting bagi para pebisnis. Copywriting adalah salah satu metode yang sering
digunakan dalam proses penjualan, dimana pebisnis tidak hanya menawarkan
produknya saja, tetapi pebisnis juga perlu memberikan informasi, meng-edukasi
(calon) customernya. Cara ini kemudian disebut juga dengan Soft Selling.
Dibalik beragamnya alasan seseorang menulis, perlu kita mengetahui
beberapa makna pentingnya menulis, sebagai berikut :
- Menulis untuk Mengikat ilmu
Rasullullah SAW
bersabda,
قيدوا
العلم بالكتابة
“Ikatlah ilmu dengan tulisan” (Silsilah Ahadits Ash
Shahihah no. 2026)
Menurut Imam Syafi’i,
“Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya, Ikatlah buruanmu
dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, (tapi)
setelah itu engkau tinggalkan terlepas begitu saja”
Manusia tercipta dengan keterbatasan dalam kemampuan
mengingat segala informasi dan pengetahuan yang didapatkan dari setiap sumber.
Ketika seseorang mencari ilmu, baik di bangku sekolah/kuliah, seminar,
pelatihan, ceramah agama dan majelis ilmu lainnya, maka ia perlu untuk mencatat
ilmu yang diajarkan di majelis tersebut. Sehingga ketika ia lupa, ia dapat
kembali membuka catatannya.
Selain itu, semakin banyak panca indera atau anggota tubuh
yang digunakan dalam menerima sesuatu hal, maka akan semakin lama ingatan
terhadap hal tersebut membekas di otak. Bayangkan kita berada dalam sebuah
kelas atau majelis ilmu. Ketika kita mendengar penjelasan dari pemateri dan mencatat
ilmu yang kita peroleh, kita akan menggunakan lebih banyak panca indera/anggota
tubuh, yaitu telinga untuk mendengar, tangan untuk menulis dan mata untuk melihat tulisan kita.
Demikian juga halnya jika seseorang memiliki sebuah
pengalaman, misalkan pengalaman dalam berbisinis, memasak menu baru, mengurus
dokumen tertentu ataupun pengalaman mengunjungi sebuah tempat wisata. Sejatinya
ia juga dapat mendokumentasikan pengalamannya tersebut ke dalam tulisan,
sehingga kelak akan dapat berguna baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang
lain.
- Menulis dapat Mendatangkan pahala
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang anak Adam mati,
putuslah seluruh amalnya kecuali tiga perkara : Sedekah jariyah, ilmu yang
memberi manfaat kepada orang lain, anak sholih yang berdoa untuknya” (Shahih
Muslim)
Ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain sangatlah luas,
tidak terbatas pada guru yang mengajar muridnya, atau ustadz/ah yang memberikan
ceramah agama. Tetapi juga termasuk di dalamnya : Ibu yang mengajarkan segala
ilmu kehidupan pada anaknya, seorang pemateri yang mengajarkan ilmu
parenting/kesehatan/bisnis dan lain sebagainya, dan juga seseorang yang berbagi
ilmu dan informasi yang bermanfaat melalui tulisan.
Ketika seseorang menulis dengan niat ikhlas untuk membagi
ilmu atau informasi yang dimilikinya, maka hal itu dapat mendatangkan pahala bagi
dirinya.
Banyak sekali wadah yang dapat digunakan untuk berbagi ilmu
dengan tulisan, yaitu melalui media cetak seperti buku, majalah, koran, ataupun
melalui media sosial, seperti facebook, twitter, Blog, website, dsb.
- Menulis untuk Peradaban
Salah satu kultwit dari buku “Inspiring Words for Writers”
karya Mohammad Fauzil Adhim :
“Setiap tetes tinta seorang penulis adalah darah bagi
perubahan peradaban. Karenanya, perhatikanlah bagaimana ujung penamu bergerak”
Dikatakan juga dalam buku tersebut, “Tak ada banyak waktu
untuk Bercanda. Sekarang, gerakkanlah penamu dan ubahlah dunia melalui kata.
Ingatlah, negara Yahudi Raya yang kejam itu, berdiri hanya karena sebuah buku
tipis dan satu novel menggugah. Ditulis oleh Theodore Herzl, dua buku itu
mengharu biru manusia-manusia Yahudi sehingga mereka menyatukan langkah dalam
meraih cita-cita yang sama : sebuah negara Yahudi yang kelak bernama Israel.
Hari ini mimpi yang bermula dari buku tipis itu telah terwujud. Lalu apakah
yang sudah kita lakukan untuk menggerakkan jiwa manusia kepada sebuah cita-cita
besar?”
Pendiri Forum Lingkar Pena Helvy Tiana Rosa juga mengatakan
bahwa peradaban bangsa Indonesia bisa didongkrak dengan menulis. "Menulis
merupakan pekerjaan yang bisa disandingkan dengan pekerjaan apa pun. Penulis
adalah nadi bangsa. Untuk meningkatkan peradaban bangsa, caranya dengan membaca
dan menulis," kata Helvy Tiana Rosa saat menjadi pembicara seminar
Menggali dan Mengasah Kepemimpinan Perempuan di Era Globalisasi yang Kompetitif
di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Selasa, 15 Maret 2016.
Tulisan sungguh dapat mempengaruhi orang yang membacanya, baik
pengaruh dalam pola pikir maupun dalam perilaku sang pembaca. Mempengaruhi
berarti memberikan perubahan, dan perubahan pada jutaaan orang dapat mengubah
peradaban.
Dengan mengetahui makna dari pentingnya menulis, semoga akan
menjadi penyemangat, pelecut bagi mereka yang suka menulis, mereka yang hobi membaca,
mereka yang senang menyusun kata-kata, agar mereka terus menggerakkan pena
mereka, berkarya menghasilkan tulisan-tulisan yang bagus, yang dapat bermanfaat,
menginspirasi, dan memberikan perubahan yang baik kepada orang lain, terlebih
lagi kepada sebuah peradaban.