Monday, October 03, 2016

Tips untuk IRT agar tetap Bahagia


# Tulisan keren, copas dari group whatssapp #


Yang Penting Waras dan Happy....🙂🙂

Oleh Ernawati Rochmadi

Pernah terpikir ngga kalo profesi IRT kadang bikin kita kaya orang kurang waras? Dari bangun tidur udah ngomelin anak-anak. Buruan mandi, buruan pake baju, buruan sarapan keburu jemputan dateng.

Begitu yang sekolah dan kerja udah berangkat, berdua di rumah dengan batita. Pengennya segera beres-beres rumah tapi lebih seringnya terjebak nonton Upin Ipin nemenin si batita. Pengennya segera masak, dengan menu yang sudah menari-nari di kepala, apa daya badan harus rela disandera berjam-jam demi memenuhi kebutuhan asi si batita. Hingga kemudian si anak TK pulang sekolah, maka menu makan siang bisa dipastikan akan sama persis dengan hari kemarin. Nasi putih telur dadar. Modifikasi maksimal telur dadar jadi telur mata sapi. Belum soal piring kotor yang menumpuk, cucian yang nginep dua hari di mesin cuci, lantai yang belum disapu dan batita yang merengek mulu. Maka yang jadi sasaran seringkali yang sedang bekerja di luar sana.

Kalo si ayah sedang beruntung, kiriman foto anaknya yang lagi mbongkar rak piring atau lemari baju bisa jadi penghibur di antara tumpukan deadline. Kalo sedang tidak beruntung, si ayah akan mendapatkan kalimat-kalimat keluh kesah dan emoticon kepala berasap. Paling apes kalo dapet kalimat "Aku mau cuti".

Dan malamnya ketika wajah-wajah polos itu terlelap, menatapnya begitu mengaduk-aduk emosi, hingga kadang airmata ikut beraksi. Penyesalan atas ketidaksabaran di sepanjang hari tadi. Emosi yang fluktuatif, sebentar ketawa, sebentar ngomel-ngomel, diakhiri dengan menangis, itu sudah mirip dengan perilaku orang kurang waras kan?

Bahagia itu penting. Tapi bahagia dengan tetap waras itu jauh lebih penting. Di bawah ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk bisa bahagia dengan tetap waras.

1. Alloh tidak akan menguji hambaNya melebihi kemampuan hamba itu sendiri. Jadi, rumah yang seperti kapal pecah, anak tantrum, anak berantem, semua itu pasti akan bisa diatasi. Setidaknya diatasi dengan cara mengabaikannya. Akan ada saatnya rumah bersih rapi dan masakan terhidang dengan wangi. Jika sekarang itu belum terjadi, ya berarti belum saatnya.

2. Jika sedang tidak berhalangan, cobalah sholat di awal waktu dan menyempatkan tilawah atau sholat dhuha di awal hari. Saya belum bisa konsisten untuk yang satu ini, karena tugas negara tentunya (ngeles). Tapi di hari ketika saya melakukan ini, saya merasa seperti sedang restock kesabaran. Anak-anak lebih kooperatif, dan entahlah, sepertinya semua berjalan dengan baik. Ga percaya? Cobain aja.

3. Mandi 2x sehari di waktu pagi dan sore. Mandi bisa membantu mengurangi kelelahan. Badan jadi lebih segar, dan diharapkan akal sehat bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Mandi pagi untuk persiapan energi dan sore untuk recharge energi. Tahu sendiri kan kalo anak-anak itu ngga pernah lowbat? Jadi, pastikan supply energi kita selalu cukup.

4. Sediakan cemilan. Entah dengan Anda, tapi saya merasa ngga bisa hidup tanpa cemilan. Sejak berstatus sebagai ibu, perut dan otak saya sensitif sekali dengan status lapar. Jika supply makanan kurang, bawaannya jadi pengen makan orang. Jadi kalo cemilan selalu tersedia, itu menutup kemungkinan marah-marah karena (ternyata saya) lapar.

5. Bebas ngomong dan ngomel apapun ke suami. Kapan pun kita mau. Daripada curhat di medsos yang akhirnya dibully dan dikadoin nyinyir, mending curhat ke suami. Kan salah satu sebab kita stress karena anaknya dia juga kan? Jadi, bagi-bagilah nikmatnya mengasuh anak.

6. Berhenti jika lelah. Udah pada tahu kan kalo emak-emak itu ga boleh sakit? Jadi percuma juga sakit, tetep ga bakal bisa istirahat dengan tenang. Sayangi badan sendiri, berhentilah jika sudah lelah. Masih ada hari esok.

7. Curi waktu untuk melakukan hobby. Meskipun mungkin itu hanya 10-15 menit. Kalau ingin lebih lama, tunggulah anak-anak tidur dan lakukan hobby Anda. Akan lebih bagus lagi kalo hobby Anda adalah menyetrika.

8. Menangis. Menangis itu perlu untuk melepaskan beban yang kadang kita sendiri ngga tahu kenapa keadaan bisa jadi sedemikian berat bagi kita. Menangis bukan berarti rapuh, menangis justru menumbuhkan kekuatan baru untuk berdamai dengan diri sendiri. Let it go kalo kata Elsa.

The last, be happy 'n stay waras ya mak

No comments:

Post a Comment