Friday, February 02, 2018

Anak-Anak Bertengkar? Lakukan Tiga Hal Ini!

"Anak-anakmu itu kok nggak pernah berantem," ucap ibu kala itu.

Ibu memang beberapa kali mengungkapkan keheranannya melihat dua anak saya yang tidak pernah tampak bertengkar. Ibu melihat mereka sebagai dua anak yang selalu akur.

Mmh, sebenarnya sih ... Kenyataannya tidak seperti itu. Dua anak saya juga pernah bertengkar, tetapi cara mereka bertengkar berbeda dengan yang sepupu mereka lakukan. Jika sepupu mereka bertengkar, orang lain dapat mudah melihatnya melalui kata-kata yang terdengar. Sedangkan dua anak saya, jika sedang bertengkar, yang mereka lakukan adalah saling diam.

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan orangtua jika anak-anak berseteru?

Menjaga emosi
Melihat anak-anaknya bertengkar, terkadang orangtua dapat ikut tersulut emosinya. Ini bukanlah hal yang baik. Mengapa? Orangtua perlu tetap berkepala dan berhati dingin agar dapat menjadi hakim bagi anak-anaknya yang bertikai.

Selain itu, orangtua yang mudah emosi juga dapat memberi contoh kepada anak-anaknya, yaitu contoh pribadi yang kurang sabar atau bahkan mudah marah. Bukankah orangtua adalah tauladan bagi anak? Jika orangtua mudah marah, anak dapat tumbuh menjadi anak yang juga mudah marah.

Memisahkan jika terjadi kekerasan
Apabila terjadi kekerasan seperti saling memukul atau menjambak, maka orangtua perlu segera melerai dan memisahkan anak. Namun jika yang terjadi adalah debat mulut, orangtua dapat mendengarkannya terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar orangtua dapat mengerti pendapat dan perasaan anak-anak.

Berbincang dengan anak
Setelah anak agak tenang, orangtua dapat menanyakan penyebab pertengkaran kepada mereka. Perseteruan antara anak-anak biasanya terjadi karena memperebutkan suatu barang, salah satu mengusili saudaranya, atau kesalahpahaman.

Orangtua harus bersikap bijak dan adil. Jangan serta merta menyalahkan anak yang lebih besar. Orangtua harus mendengarkan penjelasan dari kedua anak. Selanjutnya, orangtua dapat memberikan pemahaman dan usulan. Misal, jika anak bertengkar karena berebut mainan, orangtua dapat memberikan pemahaman tentang konsep berbagi, lalu memberikan usulan tentang jadwal menggunakan mainan secara bergantian.

Pada penyebab pertengkaran yang lain, orangtua juga dapat memberikan pemahaman kepada anak tentang mencoba mengerti perasaan orang lain. Si kakak mungkin belum tahu kalau adiknya mengusilinya karena ingin mengajak bermain. Demikian pula adiknya belum tahu jika perbuatannya adalah hal yang tidak menyenangkan untuk orang lain.

Semakin bertambah usia anak, orangtua dapat semakin memberikan kesempatan kepada anak untuk mencari solusi sendiri.

Semoga kita dimudahkan untuk terus berusaha dan belajar menjadi orangtua yang baik dan benar 😊


No comments:

Post a Comment