Monday, January 29, 2018

Anak dan Kedisiplinan

Telah jamak kita dengar, pentingnya disiplin dalam kehidupan kita. Pernah mendengar quote ini?
"Disiplin adalah kunci keberhasilan"

Atau mungkin quote dari beberapa tokoh kenamaan ini?


"Disiplin diri merupakan senjata ampuh yang harus dimiliki setiap orang yang mau sukses! Untuk memiliki disiplin harus dibiasakan, tidak jarang pula harus dipaksakan!"

(Andrie Wongso - Motivator dan Pengusaha)

"Disiplin adalah jembatan antara cita-cita dan pencapaiannya."

(Jim Rohn - Pengusaha, Penulis, Motivator dari Amerika Serikat)

Dilansir dari website kbbi.web.id, disiplin berkaitan dengan tata tertib dan peraturan.


Lalu jika melihat berbagai quote tentang pentingnya disiplin, tentu kita juga ingin agar hidup kita disiplin, kan? Tentu kita ingin agar anak-anak kita juga bisa disiplin kan, supaya mereka bisa sukses dan meraih segala impian hidupnya.


Dari pengalaman dan penilaian pribadi, anak-anak bisa mulai dikenalkan dengan tata tertib dan peraturan sejak usia dini atau sekitar satu tahun. Meski kemudian, orangtua harus memahami jika anak-anak belum tentu dapat melaksanakannya. Masuk ke jenjang Taman Kanak-Kanak, anak-anak dapat mulai belajar melaksanakan tata tertib dan peraturan yang telah dikenalnya. Saat duduk di bangku Sekolah Dasar, diharapkan anak-anak mulai belajar disiplin dalam melaksanakan peraturan. Di masa SD, anak biasanya akan mulai dihadapkan pada berbagai aktivitas penting, seperti sekolah, beribadah, belajar, istirahat, bermain, dll. Karena itu, perlu bagi anak untuk mulai belajar disiplin menggunakan waktunya.

Dalam mengajak anak berbincang tentang peraturan, di awal orangtua perlu memberikan alasan mengapa perlu ada peraturan itu.

Misal, orangtua ingin anak belajar setiap malam (meski hanya 15 menit), kecuali sabtu malam atau saat masa liburan.


Di awal, orangtua perlu menjelaskan, apa pentingnya mengulang kembali pelajaran yang diberikan di sekolah di pagi/siang harinya. 
Ketika anak telah memahami alasannya, maka orangtua dan anak dapat bersepakat bersama bahwa ada waktu untuk belajar setiap malam. Waktunya juga dapat dibicarakan bersama. Misal, jika tidak ada PR, waktu belajar cukup 15-30 menit. Jika ada PR, tentu anak harus mengerjakannya hingga selesai.


Setelah orangtua dan anak berbincang mengenai peraturan dan alasannya, maka mereka dapat bersama-sama membuat jadwal harian anak. Mulai dari waktu bangun hingga kembali tidur pada malam hari. 

Contoh Jadwal Harian
Sumber : koleksi pribadi

Tentu dalam pelaksanaannya, terkadang tidak bisa selalu sesuai dengan jadwal. Itu tidak apa-apa. Setidaknya, anak sudah mengetahui apa dan bagaimana yang seharusnya ia lakukan untuk kebaikannya.


Jadwal harian ini tidak hanya akan memudahkan orangtua dalam mengontrol aktivitas anak, tapi juga dapat mengajarkan kedisiplinan pada anak. 
Karena dengan disiplin, hidup dapat menjadi lebih teratur dan produktif.


(Tulisan ini disertakan dalam tantangan #SatuHariSatuKaryaIIDN)

#day8